Notification

×

Iklan

Iklan

FLYER-GEMILANG-OSN-SMP-MTs-Page-0© FLYER-GEMILANG-OSN-SMP-MTs-Page-1©

Indonesia Perlu Bersuara Lantang Terkait Masalah Uighur Di Xinjiang, Jebakan Perang Dagang Antara Cina dan Amerika Serikat.

Wednesday, December 18, 2019 | December 18, 2019 WIB Last Updated 2019-12-17T21:11:36Z
MUSLIM UIGHUR XINGJIANG

https://www.celebespost.eu.org/
.
 Uighur adalah komunitas  yang  berbahasa  mirip  Turki  dan  dulunya  merdeka. Mereka tak bisa berbahasa Mandarin. Budaya mereka Islam, bukan komunis. Secara geografis, wilayah Xinjiang berada di luar Tembok Besar Cina yang berfungsi sebagai benteng pertahanan imperium Cina sebelumnya. Oleh  pemerintah  Cina,  Uighur  diperlakukan  diskriminatif. Populasi  mereka  terus  ditekan.  Caranya,  rezim  komunis  Cina mendatangkan  suku  Han  ke  wilayah  tersebut.  Xinjiang  yang dulunya mayoritas Muslim Uighur, kini didominasi suku Han. Suku Han—keturunan  Cina—ini  mendapat  perlakuan  istimewa.

Banyak  di  antara mereka hilang entah ke mana. Diduga telah terjadi genosida secara sistematis.  Bahkan  ada  informasi  yang  perlu  dikonfirmasi  lagi tentang adanya pengambilan organ tubuh warga Uighur. dicaplok  Cina  tahun  1949,  nasib  mereka  sama  persis dengan  apa  yang  dialami  oleh  warga  Palestina.  Jika  Palestina tanahnya dijajah Israel dengan dalih itu adalah tanah lelulur mereka, hal yang sama terjadi pada bangsa Uighur. Cina mengklaim wilayah Xinjiang adalah wilayah mereka. Padahal, fakta menunjukkan ada perbedaan yang mencolok dalam budaya mereka.

KH Muhyiddin Junaidi, menuturkan pemerintah Indonesia perlu bersuara lantang terkait masalah Uighur di Xinjiang, Cina. Menurutnya pemerintah jangan terlalu menggunakan 'constructive engagement diplomacy. "Tapi sedikitlah naik ke atas (megaphone diplomacy), agar lantang. Tapi karena kita punya protocol of ASEAN, yang memang jelas mengatakan tidak boleh intervensi. Makanya kita tidak menggunakan megaphone diplomacy," kata dia di kantor MUI, Jakarta, Selasa (17/12). Sementara  Uighur  dianggap  sebagai  bahaya  karena  sempat beberapa kali mau melepaskan diri dari Republik Rakyat Cina yang komunis. Bagi Cina, Xinjiang adalah emas. Di sana tersimpan minyak dan gas  dalam  jumlah  besar.  Mungkin  cadangan  migas  dan  mineral terbesar di Cina ada di Xinjiang. Inilah mengapa Cina begitu kuatnya mencengkeram  Xinjiang  dan  menutup  semua  pintu  bagi kemerdekaan  wilayah  yang  dulunya  bernama  Turkistan  Timur tersebut.

Muhyiddin mengakui, sebetulnya Indonesia tidak boleh mengintervensi kebijakan negara lain, tetapi, dia mengingatkan bahwa ada pengecualian untuk masalah hak asasi manusia. Sebab dia menilai masalah HAM itu tidak punya batasan. Apalagi masalahnya sudah sangat jelas dan terekspos ke dunia internasional.  Menurut dia, yang menjadi sasarannya adalah umat Islam, dan sangat tepat kalau Indonesia sudah melakukan sesuatu. Apalagi Indonesia menduduki posisi di Dewan Kehormatan PBB. “Dan sangat terhormat posisinya di Organisasi Kerjasama Islam, saya pikir sudah tepat sekali kalau sudah melakukan sesuatu," tutur dia. Muhyiddin mengingatkan, meski Indonesia perlu bersuara lantang soal Uighur, tetapi jangan sampai terjerumus ke dalam pusaran perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat.

Sebab, dia mengakui, AS sebetulnya ingin nasib Cina seperti Myanmar yang dengan kasus Rohingya dibawa ke Mahkamah Internasional (ICJ). "Kalau Uighur masuk ke ICJ, itu akan menjadi malapetaka bagi Cina, dia pelanggar HAM, ya ini kan trade war, kadang negara tertentu gebuk kita dengan menggunakan tangan orang lain, proxy war. Maka kita jangan bermain dengan irama mereka," tuturnya. Saat ini, papar Muhyiddin, Indonesia menggunakan cara diplomasi constructive engagement. Namun menurut dia sudah seharusnya Indonesia menggabungkan megaphone diplomacy dan constructive engagement diplomacy. "Akan sangat bagus. Kalau Turki kan megaphone diplomacy, urusan lain belakangan, kalau kita kan mikir-mikir dulu," tuturnya.

Cina menggunakan segala cara untuk menundukkan warga Uighur.  Mereka  melakukan  de-ideologisasi  kepada  mereka.  Bagi Cina, Islam adalah inspirasi bagi pembebasan Uighur. Karenanya, negara komunis itu mencoba merusak akidah umat Islam di sana dengan memasukkan mereka ke kamp-kamp konsentrasi. Di kamp itulah  mereka  didoktrin  ideologi  komunis  dan  dilepaskan  dari budaya asli mereka yang berbau Islam. Muhyiddin melanjutkan, pemerintah Indonesia juga harus mendengar aspirasi umat Islam di Indonesia terkait Uighur. 

Sebab dia mengatakan kalangan umat Islam sudah bersuara soal Uighur. Karena itu dia meminta agar pemerintah bijak dan mengakomodasi aspirsai bangsa dan umat Islam. "Karena aspirasi itu penting dan bagian dari kehidupan berdemokrasi. Kalau pemerintah merasa dirinya sebagai pengayom masyarakat sebagai pemimpin masyarakat maka dengarlah suara masyarakat, jangan hanya dekat apabila ada maunya. Karena ini terkait kepentingan umat manusia dan kemanusiaan atas dasar kemanusiaan," ujarnya.

Ini adalah tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Anehnya, para pemimpin negeri-negeri Muslim diam seribu bahasa. Mereka tak bereaksi  sedikit  pun.  Seolah  mulut  mereka  terkunci  dan  mata mereka buta. Sementara, negara kafir Barat malah justru berteriak atas pelanggaran HAM ini. Ada apa? Banyak kalangan menilai, para penguasa Muslim—termasuk Indonesia—telah terjerat utang budi kepada rezim komunis Cina khususnya dalam bidang ekonomi.Tekanan kaum Muslim di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dengan menggelar berbagai aksi unjuk rasa ke kedutaan besar  Cina  tak  digubris.  

Di  Indonesia,  penguasa  terkesan  justru melindungi  kedutaan  itu  dengan  menggelar  pasukan  yang  tak biasa. Melihat kenyataan ini, tampak nasib mereka tak akan berubah dalam  waktu  dekat.  Tinggal  kaum  Muslim  mendoakan  dan menekan pemerintahnya masing-masing untuk menolong mereka.  Ini adalah sebuah pelajaran berharga, betapa kaum Muslim membutuhkan  kepemimpinan  sejati  yang  melindungi  seluruh kaum Muslim di dunia. Tanpa itu, kaum Muslim, termasuk di Uighur, akan menjadi santapan negara-negara rakus. Saatnya,  umat  Islam  bangkit  bahu  membahu  mewujudkan kepemimpinan tersebut. Hanya dengan itu kaum Muslim mulia di hadapan  penduduk  langit  dan  bumi. Tangis  Uighur  adalah  duka kita.

[Mds/mu/rep]

Berita Video

IMG-20241205-WA0057® IMG-20241205-WA0058® IMG-20241205-WA0059® IMG-20241205-WA0056®
×
Berita Terbaru Update