-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kisah Pilu Pemberhentian ASN (Petinju Profesional) yang mengharumkan nama bangsa.

Wednesday, March 20, 2024 | March 20, 2024 WIB Last Updated 2024-03-19T16:53:29Z
ERIKO KEVIN KEYGEN AMANUPUNYO


Makassar, Sulawesi Selatan Rabu 20 Maret 2024 - Pada tahun 2010, seorang pria bernama Erico, akrab dipanggil Riko, memulai perjalanannya di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi. Dalam wawancara eksklusif, Riko membagikan pengalamannya di dunia olahraga, khususnya di cabang tinju.


"Awalnya, saya dihargai karena prestasi yang saya raih, mewakili Sulawesi Selatan dan meraih sukses di tingkat nasional dan internasional," ujar Riko dengan nada pahit. Namun, semuanya berubah ketika ia kembali dari SEA Games Myanmar pada tahun 2013.


"Saya pulang dengan harapan dihargai, namun malah diabaikan. Dianggap tidak lagi relevan oleh pihak koni dan pemerintah provinsi," tambahnya dengan nada kesedihan.


Kisah dramatis Riko semakin memperdalam ketika pada tahun 2014, ia diminta untuk mewakili provinsi lain di luar Sulawesi Selatan. Meskipun telah menyatakan niat untuk mundur dari provinsi asalnya, pihak dinas masih bertahan dengannya.


Kondisi diatas telah berlalu, Seperti biasa kegiatan para ASN dalam keseharian nya melakukan rutinitas yang telah terkontrol dan tersistematis kan dengan jabatan dan bidang masing-masing sampai melewati beberapa tahun dilalui dengan penuh tanggung jawab di dalam dinas kepemudaan dan olahraga Provinsi Sulawesi Selatan.


Sepulang dari memperkuat cabang olahraga masing-masing dan daerah masing-masing kamipun segera beraktivitas seperti biasa sembari menunggu kepastian pemindahan dari Dispora Sulawesi Selatan ke tempat yang saya ajukan dan melengkapi berkas yang paling dibutuhkan agar pemindahan saya cepat di proses, berkas pemindahan tersebut saya sudah setor di kasubag dan sudah berbulan bulan belum ada perkembangan seolah berkas yang saya ajukan hanya di taro di bawah meja, akan tetapi dalam kalut ku cepat cepat saya tepis pemikiran buruk itu.


Sampai lah pada masa dimana inspektorat secara sistematis memeriksa kondisi dinas kepemudaan dan olahraga Provinsi Sulawesi Selatan dan menemukan ada pelanggaran dan di berikan sanksi yang bersifat mengharuskan selama 3-5 bulan harus terus hadir sampai kemudian saya menjalani sanksi tersebut dengan baik dan benar, setelah saya melewati sanksi tersebut dengan baik sesuai dengan regulasi aturan yang berlaku maka bak petir menyambar tiba-tiba gaji saya yang sudah terbuka blokir nya terblokir kembali' padahal sebelumnya sudah berkomunikasi via WhatsApp.


Kembali lagi ke ibu kasubag yang saya harapkan mengurus kepindahan saya yang seharusnya 3 bulan sebelumnya berkas yang saya setor untuk kepentingan kepindahan saya dari provinsi sebelumnya itu belum juga ada kabar sehingga hanya keputusan inspektorat jadi penentu nasib saya untuk masa depan keluarga kecil saya.


Puncak nya pada tahun 2021 saya dan beberapa teman teman yang masih aktif di cabang olahraga masing-masing di pinang dibeberapa daerah saya pribadi mewakili Papua pada saat itu, dan dua rekan saya pun demikian ada yang mewakili provinsi tertentu dan yang parah nya lagi ada rekan saya yang mewakili negara Brunai Darussalam.


"Pertanyaan yang terus mengganggu pikiran saya adalah mengapa saya tidak dihargai seperti sebelumnya? Mengapa saya tidak diberi kesempatan untuk terus berkiprah di Sulawesi Selatan?" tanya Riko dengan rasa penasaran yang mendalam.


Kronologi peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan besar terkait perlakuan yang adil terhadap para atlet. Meskipun telah membuktikan diri di kancah nasional dan internasional, Riko tetap merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh pihak yang seharusnya mendukungnya.


Riko berjuang untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya yang menghantuinya. Meskipun demikian, semangatnya untuk terus berkontribusi dalam dunia olahraga, khususnya tinju, tetap menyala. Ia berharap akan ada perubahan yang lebih baik di masa depan, di mana atlet-atlet seperti dirinya dapat dihargai dan didukung sepenuhnya oleh pihak terkait.


Jejak Historis ERIKO KEVIN KEYGEN AMANUPUNYO dalam dunia Olahraga Tinju profesional.


1.Tahun 1996 Kejuaraan Junior Di Palangkaraya Dengan Mendali Emas.

2.Tahun 1997 Kejuaraan Junior Di Manado Dengan Mendali Perak.

3.Tahun 1998 Kejuaraan Junior Di Jakarta Dengan Mendali Emas.

4.Tahun 1999 Kejuaraan Junior Di Jakarta Dengan Mendali Emas.

5.Tahun 2000 Kejuaraan Junior Di Surabaya Dengan Mendali Emas.

6.Tahun 2001 Kejuaraan Junior Di Gorontalo Dengan Mendali Emas.

7.Tahun 2002 Kejurnas Di Jakarta Dengan Mendali Emas.

8.Tahun 2003 PRA PON Di Kaltim Dengan Mendali Perunggu.

9.Tahun 2004 PON Palembang Dengan Mendali Perak.

10.Tahun 2004 Piala Presiden Cup Di Batam Dengan Mendali Perunggu.

11.Tahun 2005 Sarung Tinju Emas Di Pekanbaru Dengan Mendali Emas.

12.Tahun 2006 Sarung Tinju Emas Di Ambon Dengan Mendali Emas.

13.Tahun 2007 Kejuaraan Dunia King Cup Di Thailand Dengan Mendali Perunggu.

14.Tahun 2007 Sea Games Di Thailand Dengan Mendali Perunggu.

15.Tahun 2008 PON Di Kaltim Dengan Mendali Emas.

16.Tahun 2009 Sea Games Di Laos Dengan Mendali Perunggu.

17.Tahun 2010 Sarung Tinju Emas Di Tumohon Dengan Mendali Emas.

18.Tahun 2010 Wapres Cup Di Sumatra Barat Dengan Mendali Perak.


Setelah itu diangkat menjadi ASN (PNS) dengan jabatan pemelihara sarana dan prasarana Pada Tahun 2011, dan Mengabdi di Dinas kepemudaan dan olahraga Provinsi Sulawesi Selatan serta masih sempat mengharumkan nama Provinsi pada tahun 2012 PON Di RIAU Dengan mendapatkan Mendali Perunggu.


(MDs)

×
Berita Terbaru Update