 |
| Ilustrasi |
Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu 28 April 2024 - Keberanian yang terlalu jauh dari seorang kolektor PT WOM Finance mengguncang ketenangan sebuah rumah sederhana di kabupaten Gowa. Dengan kebencian yang menyala-nyala, Wahyu, sang kolektor, tidak hanya menghardik, tetapi juga menyerang kehormatan seorang wartawan.
Dalam sebuah konfrontasi yang menegangkan, Hasniah, sang korban, menceritakan detik-detik mengerikan saat Wahyu kolektor PT WOM Finance cabang Kabupaten Gowa menuduh suaminya sebagai "wartawan calo-calo, wartawan tanpa surat kabar." Setiap kata keluar dari mulut Wahyu terasa seperti pukulan kehinaan yang tak termaafkan.
Hasniah, tegar meski gemetar, menolak takut pada ancaman tersebut. Dia menggenggam tekad untuk membayar cicilan motornya yang menunggak, namun Wahyu tak terbendung dalam amarahnya. Tanpa ampun, dia bahkan mengambil foto suami Hasniah, mengancam akan mempidanakannya.
Di lain waktu, di sudut kota Makassar tepatnya di Jalan Opu Daeng Risadju(Warkop Mamarita), Akbar Hasan Noma Dg Polo, Ketua DPD PERSATUAN JURNALIS INDONESIA, dengan suara gemuruh menegaskan bahwa tindakan Wahyu adalah kejahatan yang tidak bisa dilepaskan. "Kami, para wartawan, tidak akan membiarkan penghinaan ini lewat begitu saja," tegasnya.
Reaksi dari Ketua DPD PERSATUAN JURNALIS INDONESIA menggema dalam penolakan yang bulat terhadap segala bentuk intimidasi terhadap profesi wartawan. Mereka bersumpah akan mengejar keadilan sampai ke ujung dunia untuk melindungi kehormatan profesi wartawan.
Senin mendatang (29/04/2024), dalam aksi solidaritas, para wartawan bersiap melaporkan Wahyu ke pihak berwajib. Mereka bertekad membuktikan bahwa kehormatan dan martabat profesi mereka tidak dapat diremehkan oleh siapapun. Ini adalah pertempuran bagi kebenaran, bagi keadilan, dan bagi kehormatan.
#MDs
