-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hasniati, S.S., M.Ag: Sang Penyuluh Agama yang Mewujudkan Ekonomi Umat di Makassar

Saturday, June 8, 2024 | June 08, 2024 WIB Last Updated 2024-06-08T04:59:33Z

 
Hasniati, SS., M.Ag

Makassar, Sulawesi Selatan - Penyuluh Agama Islam memiliki peranan strategis dalam meningkatkan ekonomi umat. Mereka bisa menyampaikan ilmu dan pengalaman serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemberdayaan ekonomi umat di wilayah binaan masing-masing. Tujuannya adalah agar masyarakat menjadi kuat secara iman dan mandiri secara ekonomi.


Pada prinsipnya, Penyuluh Agama Islam memiliki empat tugas dan fungsi utama: informasi, edukasi, konsultasi, dan advokasi. Fungsi dan tugas ini terimplementasi secara baik dan konsisten pada diri setiap individu Penyuluh Agama Islam. Tugas dan fungsi Penyuluh Agama Islam tidak terbatas pada bimbingan atau penyuluhan agama semata, tetapi juga berperan dalam peningkatan ekonomi anggota majelis taklim melalui Pemberdayaan Ekonomi Umat.


Hasniati, seorang Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, telah mengabdikan dirinya kepada masyarakat melalui Pemberdayaan Ekonomi Umat di bawah naungan UMKM Khadijah Al Kubra. Panggilan nurani ini muncul dari kenyataan di masyarakat di mana antara kebutuhan dan kemampuan masih mengalami ketimpangan. Peluang untuk meningkatkan taraf hidup keluarga sangat terbuka lebar. Peluang bisnis yang menjanjikan dengan modal usaha tanpa bunga bisa diperoleh dengan mudah melalui peran penyuluh agama dalam menginisiasi pemodal sehingga pangsa pasar tersedia dengan sangat baik.


Sebagai seorang Penyuluh Agama Islam dengan latar belakang pengalaman di dunia bisnis, Hasniati melihat ini bukan hanya menarik tetapi juga sebagai kesempatan untuk mengabdi dan beramal. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, melalui upaya ini ia dapat meringankan beban kebutuhan keluarga.


Secara umum, masyarakat Kota Makassar, khususnya Kecamatan Makassar, adalah masyarakat saudagar. Istilah ini telah melekat cukup lama dan turun-temurun. Mereka menggantungkan kehidupannya dengan berjualan makanan, pakaian, dan produk home industry. Dalam ajaran Islam, jelas dianjurkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Memberi lebih mulia daripada menerima. Hidup jangan pernah menjadi beban bagi orang lain. Bukankah dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sebaik-baik kamu adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain?


Berangkat dari semua ini, sudah sepantasnya Penyuluh Agama Islam menjadi garda terdepan dalam mensejahterakan kehidupan umat, mengentaskan kemiskinan, serta menjaga keseimbangan dunia dan akhirat.


Hasniati, dengan pengalaman yang mumpuni, telah melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam rangka membantu masyarakat, khususnya melalui Majelis Taklim agar mereka memiliki penghasilan sendiri. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan sosial media, Hasniati terobsesi untuk membuat warga binaannya bisa tersenyum bahagia setiap saat. Ia berhasrat mengubah persepsi klasik masyarakat bahwa Penyuluh Agama Islam hanya banyak berteori tanpa memberi solusi. Ia berkeyakinan bahwa Majelis Taklim bukan hanya bisa mengeja ayat suci, tetapi juga mampu merealisasikan pesan hikmah yang mendalam dari apa yang dibacanya.


Usaha dan kerja keras Hasniati selama ini tidak sia-sia. Perlahan tapi pasti, hasil mulai terlihat. Para anggota Majelis Taklim Khadijah Al Kubra sangat bersemangat dan termotivasi dalam menjalankan usaha mereka. Hari-hari mereka dihiasi dengan bisnis dan bisnis. Canda tawanya adalah bagaimana bisa menjual produk mereka. Obrolannya adalah "money and money," bukan lagi gosip atau pembicaraan lain yang tidak bermanfaat.


Hasniati, dengan segudang pengalaman yang terpadu sangat baik dengan ilmu agama yang dimilikinya, memiliki mimpi besar bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Sikap optimis dan pikiran positif harus selalu dikedepankan. Dalam bahasa yang lebih populer, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Dalam ilmu tasawuf disematkan istilah Tuhan tidak pernah tidur.


Sebagai alumni Pondok Pesantren Al-Junaidiyah Biru Kabupaten Bone yang sangat terkemuka di wilayah ini, dengan jenjang pendidikan S1 Bahasa dan Sastra Arab, S2 Ilmu Alqur’an dan Tafsir di UIN Alauddin Makassar, dan saat ini dalam tahap penyelesaian S3 Ilmu Alqur’an dan Tafsir, serta pengalaman puluhan organisasi kemasyarakatan dan sosial yang dilakoninya, berbagai sertifikat dan penghargaan yang diterimanya, dan pengalaman pada event tingkat nasional dan mancanegara yang pernah diraihnya, semua ini menjadi modal berharga untuk mewujudkan ekonomi umat yang lebih baik.


Hasniati bukan hanya jago di depan jamaahnya sebagai seorang dai’ah/mubalighah. Lebih dari itu, ia mampu mempraktekkan isi dakwahnya dalam bentuk aksi nyata di masyarakat. Dengan sifat dan karakter yang murah senyum kepada siapa saja, pergaulannya dengan semua strata sosial, serta pandangannya yang sangat menghargai pendapat orang lain, menjadikannya sosok penyuluh sejati, penuh empati, karena jiwa dan semangat moderasi yang sudah melekat di hati.

×
Berita Terbaru Update