-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kader HMI Jadi Korban Salah Sasaran: Dianiaya dan Trauma

Saturday, August 24, 2024 | August 24, 2024 WIB Last Updated 2024-08-24T13:11:43Z

 

Aswar (Korban Salah Tangkap)

Makassar, 24 Agustus 2024 – Dalam suasana panas pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memicu aksi massa di berbagai daerah, insiden memilukan terjadi di Makassar. Aswar, seorang kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar, menjadi korban kekerasan oleh sekelompok orang tidak dikenal. Kejadian ini menyisakan luka fisik dan trauma mendalam, tak hanya bagi korban, tapi juga bagi teman-teman seperjuangannya.


Penyerangan di Depan Top Mode Perintis Kemerdekaan


Aswar, seorang mahasiswa yang dikenal pendiam, hanya ingin pulang ke kampus setelah beraktivitas. Bersama beberapa temannya, ia melewati Top Mode di jalan Perintis Kemerdekaan, tanpa pernah menyangka apa yang akan terjadi selanjutnya. “Kami dicegat oleh sekelompok orang yang tak dikenal. Mereka langsung menyerang tanpa bertanya. Saya dan teman yang saya bonceng dihantam begitu saja,” tutur Aswar dengan nada getir, mengenang kembali malam penuh teror itu.


Ia mencoba menjelaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang terjadi hari itu. Namun, kata-katanya tidak didengar. “Saya sudah bilang, saya tidak terlibat demo, tapi mereka tidak peduli. Mereka terus memukuli kami,” lanjutnya. Siksaan itu tidak berhenti di sana. Aswar kemudian disetrum, kepalanya ditutup, dan dia dibawa ke tempat yang tidak ia kenali.


Kengerian di Hutan


Ketika penutup kepalanya dibuka, Aswar mendapati dirinya di sebuah hutan. Di sana, ia dipaksa menjawab serangkaian pertanyaan seputar aksi demonstrasi yang terjadi di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI) hari itu. “Saya ini tidak tahu apa-apa, tapi mereka terus memaksa. Saya dipukuli sampai wajah saya bonyok, barulah mereka menunjukkan video aksi massa yang bentrok dengan anggota TNI. Mereka bilang saya mirip dengan seseorang di video itu. Tapi itu bukan saya,” ungkap Aswar dengan suara bergetar.


Setiap pukulan yang diterima bukan hanya melukai tubuhnya, tetapi juga menggores mentalnya. "Rasanya seperti mimpi buruk yang tak pernah berakhir. Saya hanya ingin hidup tenang, tapi malam itu berubah menjadi neraka," lanjutnya, sambil menahan tangis.


Ishak: “Saya Kira Aswar Diculik”


Sementara itu, Ishak, teman yang juga sempat dipukul namun tidak dibawa, langsung berinisiatif melapor ke Polsek Tamalanrea. “Saya pikir Aswar diculik. Saya langsung pergi melapor dan mengajak beberapa anggota Polsek untuk mencarinya. Syukurlah, setelah beberapa lama, Aswar bisa dihubungi. Dia bilang sudah ada di depan UMI,” kata Ishak, matanya berkaca-kaca mengingat betapa bengkaknya wajah temannya saat ditemukan.


Di depan UMI, terjadi ketegangan antara pihak Polsek dan sekelompok orang yang membawa Aswar. Namun, setelah video yang sama ditunjukkan kepada anggota Polsek, situasi mereda dan Aswar akhirnya dibebaskan. Namun, ancaman masih terus menghantui. Sebelum pergi, salah satu pelaku sempat mengucapkan kalimat yang membuat darah Ishak berdesir: "Jangan mperpanjang masalah ini, saya tahu di mana kampusmu."


Rahmat Paturungi: “Siapa yang Bertanggung Jawab?”


Rahmat Paturungi, seorang senior HMI di kampus tersebut, merasa terpukul dengan kejadian ini. “Apapun yang terjadi, kekerasan bukanlah solusinya. Tindakan yang mereka lakukan bukan hanya salah sasaran, tapi juga merusak hidup seorang mahasiswa yang tidak tahu apa-apa. Siapa yang akan bertanggung jawab atas trauma yang dialami Aswar? Luka fisiknya bisa sembuh, tapi bagaimana dengan mentalnya? Apa yang akan dia katakan pada orang tuanya? Ini bukan sekadar salah paham, ini adalah ketidakadilan yang harus dituntut,” tegasnya dengan suara bergetar, menahan emosi.


Penutup


Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang terkait insiden ini. Namun, kejadian ini meninggalkan pertanyaan besar: bagaimana bisa seorang mahasiswa yang tidak terlibat dalam aksi massa menjadi korban kekerasan? Dan siapa yang akan bertanggung jawab atas luka yang kini menganga, baik di tubuh maupun di jiwa Aswar?


Aswar hanya ingin pulang dengan tenang. Namun, apa yang didapatnya adalah mimpi buruk yang mungkin akan terus menghantuinya. Sebuah malam yang seharusnya dihabiskan dengan belajar dan bercanda dengan teman-temannya, kini berubah menjadi bayangan kelam dalam hidupnya.


#StopKekerasan

#AktivisBukanKriminal

#HijauHitam


@Tim

×
Berita Terbaru Update