 |
| Lokasi Aksi |
Sinjai, Sulawesi Selatan 15 Oktober 2024 – Polemik seputar pemecatan Kepala Tata Usaha Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer (KTU FTIK) Universitas Islam Al-Asy'ariyah Djalaluddin (UIAD) Sinjai terus berlanjut. Salah satu tokoh yang turut memberikan pernyataan terkait kasus ini adalah Andi Ahmad Wahib, mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Kabupaten (GMK) Sinjai dan Menteri Advokasi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIM Sinjai periode 2019-2020. Wahib menilai bahwa pemecatan tersebut adalah bentuk ketidakadilan yang dilakukan oleh Rektor UIAD Sinjai.
"Pemecatan yang dilakukan oleh Rektor UIAD tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Ini adalah praktik kedzaliman," tegas Wahib saat dimintai keterangan pada Senin (14/10/2024). Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip demokrasi di lingkungan kampus.
Lebih lanjut, Wahib menyampaikan bahwa pemecatan KTU FTIK UIAD dilakukan tanpa mengikuti regulasi yang berlaku. "Rektor UIAD Sinjai yang sekarang terkesan fasis dan otoriter. Ini bisa menjadi ancaman bagi demokrasi kampus jika dibiarkan terus-menerus," ujarnya. Ia juga mengkritik keputusan tersebut karena korban pemecatan tidak diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan di hadapan senat.
Sebagai seorang alumni IAIM, yang kini berubah menjadi UIAD Sinjai, Wahib mengaku prihatin dan miris melihat konflik internal yang melibatkan KTU FTIK dan Rektor UIAD. "Kepemimpinan Rektor UIAD saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan rektor sebelumnya, yang mampu mendamaikan dan menjaga toleransi antara pegawai dan mahasiswa," tambahnya.
Kasus ini mengundang perhatian banyak pihak, terutama dari kalangan akademisi dan mahasiswa. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak UIAD Sinjai terkait tudingan yang dilontarkan oleh Andi Ahmad Wahib.
Reporter: MDS
Tanggal: Senin, 14 Oktober 2024
Lokasi: Sinjai
