Notification

×

Iklan

Iklan

FLYER-GEMILANG-OSN-SMP-MTs-Page-0© FLYER-GEMILANG-OSN-SMP-MTs-Page-1©

Bantahan Orang Tua Murid SDN Percontohan PAM Makassar Terkait Pemberitaan dan Kritik atas Pola Kepemimpinan Sekolah

Sunday, November 17, 2024 | November 17, 2024 WIB Last Updated 2024-11-16T17:31:10Z

 

Ilustrasi Murid SD

Makassar, 17 November 2024 – Sejumlah orang tua murid SDN Percontohan PAM Kota Makassar menyampaikan bantahan terhadap pemberitaan yang menyebutkan adanya dugaan tindakan tidak terpuji oleh Kepala Sekolah yang dituding menyebabkan trauma pada siswa. Mereka menilai pemberitaan tersebut tidak sepenuhnya akurat dan meminta investigasi lebih lanjut.


Dalam pernyataan tertulis, para orang tua menyampaikan keprihatinan terhadap pola kepemimpinan di SDN Percontohan PAM yang dinilai terlalu otoriter. Pola ini disebut menimbulkan tekanan bagi siswa dan orang tua, serta berpotensi merugikan perkembangan psikologis anak-anak.


Kesaksian Orang Tua Murid


Beberapa orang tua berbagi pengalaman terkait situasi di sekolah:


AB (inisial, identitas dirahasiakan):

“Anak saya pernah terlambat, dan pendekatan sekolah saat itu terlalu keras. Anak-anak seharusnya diperlakukan dengan cara yang humanis, bukan ditekan.”


TB (inisial, identitas dirahasiakan):

“Sekolah seolah-olah ingin mengatur segalanya sesuai kehendaknya. Anak-anak bukan robot, mereka butuh ruang untuk belajar dengan nyaman.”


RL (inisial, identitas dirahasiakan):

“Saya khawatir dengan lingkungan sekolah ini. Pola kepemimpinan yang terlalu perfeksionis dan memaksakan kehendak tidak mendukung perkembangan anak secara optimal.”


SS (inisial, identitas dirahasiakan):

“Saya sering melihat sekuriti memiliki kedekatan dengan beberapa orang tua siswa yang diduga terlambat, sehingga siswa tersebut mendapatkan perlakuan istimewa. Selain itu, kepala sekolah hampir setiap hari memberikan himbauan kepada siswa dengan narasi yang cenderung menakut-nakuti. Meski disampaikan seolah untuk membimbing, narasi tersebut lebih banyak memberikan tekanan ke alam bawah sadar siswa, yang secara halus mengarah pada kekerasan verbal dalam bentuk ceramah berbalut ketakutan.”


Orang tua juga menyoroti kebijakan Kepala Sekolah yang kerap tidak memberikan akses masuk kepada siswa yang datang melewati pukul 07.00 pagi, dengan alasan keterlambatan. Hal ini disebut memicu tindakan serupa dari para guru dan sekuriti. Siswa yang terlambat bahkan dilaporkan diberikan hukuman, seperti membersihkan toilet atau berdiri di depan kelas, yang dianggap tidak mendidik dan memberikan tekanan psikologis.


Selain itu, beberapa orang tua juga melaporkan bahwa Kepala Sekolah sering memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan kelakuan anak-anak mereka, dengan tujuan agar anak-anak tersebut dapat menyesuaikan diri dengan keinginan kepala sekolah yang diduga menunjukkan tanda-tanda sindrom perfeksionis. Keinginan untuk memaksakan kehendak dan membuat segalanya berjalan sesuai standar pribadi kepala sekolah dikhawatirkan berdampak buruk pada kesehatan mental dan perkembangan anak-anak.


Harapan dan Tuntutan Orang Tua


Para orang tua mendesak pihak sekolah untuk melakukan refleksi mendalam dan mengevaluasi sistem yang diterapkan agar lebih sesuai dengan kebutuhan psikologis siswa. Mereka menekankan bahwa pendidikan seharusnya menciptakan rasa aman, nyaman dan bahagia bukan tekanan yang berlebihan.


Selain itu, orang tua meminta media yang telah memberitakan dugaan tindakan Kepala Sekolah untuk melanjutkan investigasi secara menyeluruh demi mengungkap kebenaran dan melindungi hak siswa.


“Kami hanya ingin sekolah menjadi tempat yang aman dan mendukung untuk anak-anak kami,” tutup salah satu orang tua. Sampai saat berita ini diturunkan awak media berulang kali menghubungi kepala sekolah tapi belum ada respon.

Awak Media menghubungi Kepala sekolah 


@mds

Berita Video

IMG-20241205-WA0057® IMG-20241205-WA0058® IMG-20241205-WA0059® IMG-20241205-WA0056®
×
Berita Terbaru Update