Gembok Narkotika Internasional |
Makassar 4 Desember 2024 – Sosok Andi Tri Amalia (39), seorang wanita cantik asal Kabupaten Bone, kini menjadi buronan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan. Nama perempuan ini tidak sekadar menghiasi daftar buruan biasa. BNN Sulsel bahkan telah mengeluarkan red notice untuk mencari dan menangkapnya, terkait peran sentralnya dalam jaringan narkoba internasional yang telah meresahkan masyarakat.
Wanita yang dikenal memiliki paras menawan ini diduga menjadi dalang perekrutan anggota baru dalam jaringan narkoba yang dikendalikan oleh suaminya, seorang bandar besar yang disebut memiliki koneksi lintas negara. Selama lima tahun terakhir, Andi disebut-sebut aktif membangun dan memperluas jaringan distribusi narkoba di Sulawesi Selatan. Perannya tidak main-main—ia disinyalir menjadi otak di balik perekrutan kaki tangan baru yang dijadikan perpanjangan tangan jaringan ini untuk menyuplai barang haram.
Kepala Bidang Penindakan dan Pemberantasan BNNP Sulsel, AKBP Ardiansyah, menjelaskan bahwa keterlibatan Andi Tri Amalia terungkap dari hasil penangkapan salah satu tersangka jaringan narkoba. Tersangka tersebut berperan sebagai penyuplai sabu di Sulawesi Selatan. Dari pemeriksaan tersangka, muncul nama Andi sebagai sosok kunci yang mengatur perekrutan anggota untuk memperkokoh jalur distribusi narkoba.
“Dari hasil pengembangan, peran Andi Tri Amalia sangat signifikan. Dia merekrut anggota baru dan memastikan distribusi narkoba tetap berjalan lancar meski suaminya kini dalam tahanan. Jaringannya terorganisir dengan rapi dan sulit dijebol,” ujar AKBP Ardiansyah, Rabu (4/12/2024).
Komentar Pengamat Hukum dan Aktivis Anti-Narkotika
Farid Mamma, S.H., M.H., seorang pengamat hukum pidana dan calon Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sulawesi Selatan, menyampaikan kritik tajam terhadap lemahnya pengawasan yang memungkinkan jaringan narkoba sebesar ini tumbuh dan berkembang.
“Kasus Andi Tri Amalia ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman narkoba yang kini sudah merambah hingga ke akar masyarakat. Perannya sebagai perekrut menjadikan jaringan ini semakin sulit diberantas. Aparat harus bergerak lebih progresif dan tidak membiarkan aktor-aktor besar seperti Andi ini lolos,” ujar Farid dengan tegas.
Farid, yang selama ini aktif mengadvokasi penegakan hukum di sektor anti-narkotika, menekankan pentingnya pembenahan sistem untuk mencegah kasus serupa terjadi lagi. Menurutnya, pemberantasan narkoba harus dilakukan secara menyeluruh, dengan menyasar aktor intelektual dan bukan hanya para kurir kecil.
“Jika kita terus hanya fokus pada pelaku kecil, maka akar permasalahan tidak akan pernah selesai. Para perekrut seperti Andi ini adalah bagian dari mesin besar yang harus dihentikan. Saya berharap BNN benar-benar serius dan tidak membiarkan jaringan ini berkembang lebih luas,” tambah Farid, yang juga dikenal sebagai pemerhati hukum agraria.
Farid menegaskan bahwa jika dirinya dipercaya menjadi Ketua Granat Sulsel, ia akan mendorong pembentukan tim khusus yang fokus untuk memutus rantai distribusi narkoba di wilayah ini. “Sulawesi Selatan adalah rumah kita bersama. Kita tidak boleh membiarkan generasi muda kita dirusak oleh barang haram ini. Granat harus menjadi garda terdepan dalam perang melawan narkotika,” tutupnya.
Buronan yang Licin dan Jaringan yang Menggurita
Langkah BNN untuk menjerat Andi Tri Amalia tidaklah mudah. Sebagai buronan, ia dikenal licin dan pandai menyembunyikan jejaknya. Dalam beberapa bulan terakhir, ia dikabarkan sering berpindah lokasi untuk menghindari kejaran aparat. Namun demikian, BNN Sulsel tidak tinggal diam. Dengan red notice yang sudah diterbitkan, BNN memperluas kerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.
“Ini bukan sekadar kasus narkoba biasa. Jaringan ini memiliki skala internasional, dan Andi Tri Amalia memegang peran penting dalam pengembangannya. Jika kita tidak segera menangkapnya, ancaman peredaran narkoba di Sulawesi Selatan akan semakin masif,” tegas AKBP Ardiansyah.
Ancaman Terhadap Generasi Muda
Kasus ini menjadi pengingat betapa seriusnya ancaman narkoba bagi masyarakat. Perekrutan anggota baru yang dilakukan Andi Tri Amalia selama bertahun-tahun telah menciptakan jaringan yang tidak hanya menyuplai narkoba, tetapi juga memengaruhi generasi muda. BNN menilai bahwa strategi jaringan ini menargetkan kalangan pemuda, menjadikan mereka korban sekaligus pelaku peredaran narkoba.
“Kasus ini adalah lonceng peringatan bahwa ancaman narkoba ada di sekitar kita. Aparat harus bergerak cepat, bukan hanya untuk menangkap pelaku, tetapi juga untuk memutus rantai distribusi yang semakin masif,” tutup Farid Mamma.
Tekad BNN: Membasmi Hingga Akarnya
Operasi pengejaran terhadap Andi Tri Amalia kini menjadi prioritas utama BNN Sulsel. Pihaknya menegaskan bahwa tidak akan berhenti hingga seluruh anggota jaringan ini ditangkap dan diproses secara hukum. BNN juga mengingatkan bahwa siapa pun yang membantu menyembunyikan buronan ini akan dikenakan sanksi pidana berat.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak, khususnya aparat penegak hukum, untuk lebih serius memutus rantai peredaran narkoba di Sulawesi Selatan. Masyarakat berharap penegakan hukum dilakukan tanpa pandang bulu demi menyelamatkan generasi muda dari kehancuran.
@mds