Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Inspiratif Santri Penghafal 30 Juz Binaan Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Imam Ashim Makassar

Monday, December 30, 2024 | December 30, 2024 WIB Last Updated 2024-12-30T08:43:14Z
Wisuda Takhassus Tahfidzul Al-Qur'an Angkatan II yang berlangsung di Masjid Raya Makassar pada Senin, 30 Desember 2024


Makassar, 30 Desember 2024 - Pemerintah Kota Makassar baru saja menggelar acara Wisuda Takhassus Tahfidzul Al-Qur'an Angkatan II yang berlangsung di Masjid Raya Makassar pada Senin, 30 Desember 2024.


Acara ini menjadi momen penting bagi 200 santri yang berhasil menghafal Al-Qur'an, termasuk 48 orang Santri Binaan, 25 orang putri dan putra 23. Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Imam Ashim Makassar yang berhasil di wisuda dalam menghafal Alqur'an secara sempurna. 


Wisuda Takhassus Tahfidzul Al-Qur'an Angkatan II yang berlangsung di Masjid Raya Makassar pada Senin, 30 Desember 2024


Wisuda Takhassus Tahfidzul Al-Qur'an Angkatan II yang berlangsung di Masjid Raya Makassar pada Senin, 30 Desember 2024


Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sebagai inspirasi bagi banyak orang tua dan generasi muda dalam mencintai Al-Qur'an.


Salah satu kisah inspiratif datang dari Milasari, seorang santri penghafal 30 juz asal Barru yang merupakan Santri Binaan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Imam Ashim Makassar yang dipimpin K.H. Syam Amir.


Milasari, seorang santri penghafal 30 juz asal Barru yang merupakan Santri Binaan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Imam Ashim Makassar yang dipimpin K.H. Syam Amir.


Mila, yang merupakan anak kedua dari pasangan Marewangeng dan Dahriah, berbagi perjalanan hidupnya dalam menghafal Al-Qur'an. 


"Setiap subuh, saya bangun untuk menghafal, meskipun dalam kondisi lelah setelah seharian belajar. Semua itu saya lakukan dengan niat ikhlas untuk Allah," ujarnya dengan penuh semangat. 


Mila dengan penuh haru mengungkapkan bahwa dukungan dari orang tuanya adalah sumber kekuatan terbesar dalam perjalanannya menghafal Al-Qur'an. 


Ia merasa dorongan, doa, dan motivasi dari mereka menjadi alasan utama yang membuatnya terus bersemangat dan mampu menjaga konsistensinya dalam menghafal serta mempelajari kitab suci tersebut.


"Semangat saya dalam menghafal Al-Qur'an tidak lepas dari doa dan dukungan orang tua. Mereka adalah kekuatan terbesar saya untuk terus konsisten," ucap Mila dengan penuh rasa syukur kepada media ini, Senin (30/12/2024).


Kisah Mila bukanlah satu-satunya yang menginspirasi. Andi Indi Radtja, santri asal Makassar yang juga menghafal 30 juz, memiliki cerita yang tidak kalah mengharukan.


Andi Indi Radtja


Anak kedua dari pasangan Rahmat Yudi dan Andi Tenri Rawe ini mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh sosok Profesor KH. Ahsin Sakho Muhammad. 


"Untuk bisa menghafal Al-Qur'an, kita harus ikhlas, tekun, dan istiqomah. Selain itu, doa dan tawakal kepada Allah sangat penting," ujar Indi sapaan Akrabnya.


Sejak kecil, Indi sudah memiliki tekad kuat untuk menjadi penghafal Al-Qur'an, berkat bimbingan orang tuanya yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama.


Indi juga mengungkapkan bagaimana orang tuanya selalu mendukungnya dalam setiap langkah.


"Orang tua saya selalu memberi motivasi agar saya terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Mereka juga mengajarkan pentingnya menjaga hafalan Al-Qur'an dengan istiqomah," tambahnya. 


Dukungan penuh dari keluarga menjadi kunci utama bagi Indi dalam mencapai tujuannya menjadi penghafal 30 juz.


Kisah kedua santri ini menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur'an, diperlukan ketekunan, kesabaran, serta dukungan kuat dari orang tua. 


Seperti yang disampaikan oleh Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM. Ashar Tamanggong, mendidik anak-anak untuk menghafal Al-Qur'an bukan hanya tentang jumlah hafalan. "Yang lebih penting adalah bagaimana kita menjaga dan mengamalkan hafalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari," ujar HM. Ashar.


Program Wisuda Takhassus Tahfidzul Al-Qur'an ini, yang diadakan oleh Pemerintah Kota Makassar, memiliki tujuan mulia untuk mencetak generasi yang tidak hanya menghafal Al-Qur'an, tetapi juga mengamalkan ajaran-ajarannya. 


Walikota Makassar, Danny Pomanto, yang turut hadir dalam acara wisuda, berharap agar program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi generasi muda Kota Makassar. 


"Pendidikan Al-Qur'an adalah pondasi penting dalam membentuk karakter generasi penerus yang berakhlak mulia," ujar Danny Pomanto.


Bagi Hafidzah Mila dan Indi, wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan mereka, melainkan sebuah langkah awal untuk terus mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur'an kepada orang lain. 


Selain itu, ada juga Santri Putra penghafal 30 juz, bernama Ahmad Muflihul Hamzah dan Muh.Taharuddin. Keduanya merupakan Santri yang berasal dari Kabupaten Bone yang ditempa pendidikan di Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Imam Ashim.


Ahmad Muflihul Hamzah


Mereka berbagi cerita mengenai perjalanan mereka dalam menghafal Al-Qur'an. "Kesabaran dan ketekunan adalah kunci utama untuk mencapai tujuan ini," kata mereka.


Kedua santri ini mengungkapkan tekad mereka untuk menjaga hafalan dan terus istiqomah dalam mempelajari kitab suci tersebut. 


"InsyaAllah, kami akan terus menjaga hafalan ini dan istiqomah dalam mempelajari Al-Qur'an. Semoga Allah senantiasa memberi kami kekuatan untuk mengamalkan apa yang telah kami pelajari," ujar kedua santri tersebut dengan penuh keyakinan.


Kisah inspiratif mereka akan terus memotivasi banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin mengikuti jejak langkah para penghafal Al-Qur'an.


Dengan adanya acara wisuda ini, Pemerintah Kota Makassar telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan agama yang dapat mencetak generasi Qur'ani yang berkualitas. 


Program ini diharapkan dapat terus berkembang, melahirkan lebih banyak penghafal Al-Qur'an yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat (*)


@Mds | Arya R. Syah

Berita Video

×
Berita Terbaru Update