![]() |
Boss NRL dan Prodak Serta 3 Boss Skincare |
CELEBES POST, Makassar, 24 Januari 2025 – Keputusan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dalam menangani kasus peredaran kosmetik bermerkuri yang melibatkan pemilik Mira Hayati, Agus Salim, dan Mustadir Daeng Sila, menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Keputusan pembantaran terhadap Mira Hayati dan Agus Salim serta penahanan Mustadir Daeng Sila di Rutan Mapolda dianggap sebagai langkah yang tidak cukup tegas dalam menanggulangi praktik peredaran produk berbahaya yang merugikan masyarakat.
Kasus ini semakin memunculkan kekhawatiran masyarakat terkait praktik manipulasi yang dilakukan oleh produsen kosmetik. Salah satu merek kosmetik yang terlibat, selain FF, MH, dan RG, adalah NRL, yang diduga telah melakukan manipulasi terhadap sampel produk yang diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut sumber internal yang enggan disebutkan, kosmetik NRL dilaporkan sengaja menyerahkan sampel yang berbeda dengan produk yang beredar di pasaran. “Sampel yang diberikan ke BPOM berbeda. Untuk menekan biaya produksi, mereka mencampurkan bahan berbahaya seperti merkuri demi keuntungan besar,” ujar sumber tersebut.
Farid Mamma: PUKAT Sulsel Kecam Keputusan Polda
Direktur Pusat Kajian Advokasi dan Anti Korupsi Sulawesi Selatan (PUKAT Sulsel), Farid Mamma, SH., MH., mengkritik keras keputusan Polda Sulsel yang dianggap tidak memberikan perlindungan yang cukup terhadap masyarakat. Ia menilai bahwa kedua tersangka, Mira Hayati dan Agus Salim, yang memiliki peran besar dalam bisnis kosmetik berbahaya ini, harus diperiksa bersama, bukan hanya suami Fenny Frans yang sudah terlebih dahulu ditangkap.
![]() |
Farid Mamma, SH., M.H Direktur PUKAT Sulsel |
“Kedua tersangka, Mira Hayati dan Agus Salim, tidak layak hanya mendapatkan pembantaran. Bahkan, pasangan suami istri ini harus diperiksa bersama karena mereka menjalankan bisnis kosmetik yang jelas-jelas membahayakan masyarakat,” tegas Farid.
Farid juga menegaskan bahwa jika Polda Sulsel tidak segera mengambil langkah tegas, PUKAT Sulsel akan membawa masalah ini ke Mabes Polri. “Penegakan hukum tidak boleh tebang pilih. Tindakan semacam ini mencerminkan lemahnya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Farid Mamma juga menyoroti soal produk kosmetik NRL yang terlibat dalam manipulasi sampel. Ia mengungkapkan bahwa tindakan tersebut tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga mencoreng integritas BPOM sebagai lembaga pengawas. “Jika terbukti, NRL adalah contoh nyata bagaimana produsen kosmetik tidak hanya bermain curang dengan sampel, tetapi juga mengorbankan kesehatan masyarakat demi keuntungan pribadi. Produk seperti ini harus ditarik dan dihentikan peredarannya segera,” ujar Farid dengan tegas.
Farid Mamma Tantang Pengacara NRL untuk Transparansi
Dalam pernyataannya, Farid Mamma juga menantang para pengacara yang selama ini melindungi pihak di balik NRL untuk membuktikan kepada publik bahwa mereka tidak terlibat dalam peredaran kosmetik berbahaya ini. “Kami tantang pengacara yang selama ini melindungi mereka untuk membuktikan kepada publik serta bersikap transparan, meskipun kasus ini sedang dibawa ke proses hukum,” tegas Farid.
Bahaya Kosmetik Bermerkuri: Pandangan Medis
Dokter Ahmad Perdana, spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Hasanuddin (Unhas), mengingatkan masyarakat akan bahaya penggunaan merkuri dalam kosmetik. “Merkuri dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, hingga kerusakan organ tubuh seperti ginjal dan sistem saraf. Dalam jangka panjang, risiko kanker pun meningkat,” jelasnya.
Selain itu, Ahmad juga menyoroti dampak lingkungan dari penggunaan kosmetik bermerkuri yang bersifat bioakumulasi, berbahaya bagi manusia dan ekosistem. “Pastikan produk sudah terdaftar di BPOM dan hindari produk dengan janji hasil instan,” imbau Ahmad.
Desakan Publik untuk Penegakan Hukum yang Tegas
Masyarakat, melalui berbagai organisasi, mendesak aparat hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku peredaran kosmetik berbahaya. “Kami ingin keadilan ditegakkan. Jangan ada ruang bagi pelaku yang mengorbankan kesehatan masyarakat,” ungkap Farid Mamma.
Sebagai langkah lanjutan, PUKAT Sulsel berencana menggelar aksi protes pada akhir pekan ini. “Kami akan turun ke jalan untuk memastikan suara masyarakat terdengar. Ini bukan sekadar kosmetik, tetapi soal nyawa dan kesehatan publik,” tegas Farid menutup pernyataannya.
Kasus ini semakin memanas, dan masyarakat menunggu langkah tegas aparat hukum untuk menuntaskan praktik peredaran kosmetik berbahaya yang kian meresahkan.
(MDS)