Korban Pengeroyokan Oknum Polisi
CELEBES POST, Makassar, 18 Januari 2025 – Seorang pria yang mengaku mengalami penganiayaan di lingkungan Polda Sulawesi Selatan memberikan kesaksian mengejutkan tentang perlakuan tidak manusiawi yang dialaminya. Korban, yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, menyampaikan bahwa ia diseret masuk ke salah satu ruangan di Polda oleh sepuluh orang sebelum mengalami berbagai bentuk kekerasan fisik.
Menurut pengakuannya, insiden bermula ketika ia ditarik secara paksa oleh beberapa petugas. “Jadi to daeng, saya itu ditarik masuk di Polda. Baru 10 orang yang tarik saya masuk, daeng,” ungkapnya dengan nada gemetar. Setibanya di ruangan tertentu, korban mengaku mendapatkan perlakuan kasar. “Pas di ruang, saya dipukuli,” katanya singkat namun penuh luka emosional.
Tidak berhenti di situ, korban kemudian diambil oleh seseorang yang mengenakan pakaian putih dan dibawa ke ruangan lain di lantai bawah. Di lokasi tersebut, tindak kekerasan berlanjut. “Terus ke bawah ruang lagi, saya diinjak dan dipukul lagi,” tambahnya.
Desakan Transparansi dan Penegakan Hukum
Peristiwa ini segera mendapat perhatian dari berbagai elemen masyarakat. Pengamat hukum pidana, Farid Mamma, SH., MH., mengecam keras dugaan penganiayaan ini. “Jika benar ada praktik kekerasan oleh aparat penegak hukum, ini adalah pelanggaran serius terhadap prinsip hak asasi manusia. Institusi penegak hukum seharusnya menjadi pelindung, bukan pelaku kekerasan,” ujarnya dengan nada tegas.
Farid juga meminta Kapolda Sulsel untuk mengambil langkah cepat dalam menyelidiki insiden ini. “Kami mendesak Kapolda agar segera membentuk tim investigasi independen dan memberikan perlindungan kepada korban serta saksi-saksi lainnya. Jangan sampai kasus ini menjadi preseden buruk bagi masyarakat,” tambahnya.
Korban Meminta Keadilan
Korban berharap agar kasus ini diusut tuntas demi keadilan. Ia merasa trauma dan takut terhadap apa yang telah terjadi. “Saya hanya ingin keadilan, daeng. Jangan ada lagi yang mengalami apa yang saya alami,” ungkapnya penuh haru.
Reaksi Publik
Kasus ini menambah daftar panjang dugaan pelanggaran oleh aparat di Sulawesi Selatan. Lembaga pemantau hak asasi manusia dan organisasi masyarakat sipil telah menyuarakan protes keras, menyerukan reformasi mendalam dalam tubuh institusi penegak hukum.
“Peristiwa ini mencoreng citra kepolisian yang seharusnya mengayomi masyarakat. Kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas,” ujar seorang aktivis dari Forum Masyarakat Peduli Hukum.
Menanti Respons Polda Sulsel
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Sulsel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Publik menantikan langkah konkret dari pihak kepolisian untuk mengungkap fakta yang sebenarnya, termasuk memberi sanksi tegas kepada pelaku jika terbukti bersalah.
Bukti Konfirmasi |
Kasus ini menjadi pengingat bahwa keadilan bukan hanya tentang menegakkan hukum, tetapi juga memastikan aparat penegak hukum bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Masyarakat berharap kasus ini tidak berakhir tanpa kejelasan.
(MDS)