![]() |
Farid Mamma, SH., M.H dan Almarhum Rudi S Gani |
CELEBES POST, Makassar – Pengacara muda berbakat, Rudi S. Gani, tewas ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) pada malam Tahun Baru 2025 di Dusun Limpoe, Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Insiden tragis ini tidak hanya mengguncang masyarakat setempat, tetapi juga memicu seruan keras untuk menuntut keadilan.
Menurut laporan awal, Rudi ditembak saat sedang berkumpul bersama keluarganya untuk merayakan malam pergantian tahun. Momen penuh sukacita itu berubah menjadi duka mendalam ketika suara petasan menyatu suara tembakan merenggut nyawa Rudi di tempat kejadian.
Ancaman Sebelum Insiden
Sebelum insiden tragis ini, Rudi diketahui sempat menerima ancaman serius terkait kasus penyerobotan lahan yang sedang ditanganinya. Kasus tersebut diduga melibatkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan besar. Spekulasi berkembang bahwa aksi penembakan ini merupakan bentuk teror terhadap Rudi sebagai upaya untuk menghentikan perjuangannya dalam menegakkan keadilan.
Hasil Forensik dan Progres Penyelidikan
Hasil laboratorium forensik mengungkapkan bahwa Rudi tewas akibat tembakan airsoftgun senapan angin. Temuan ini memberikan petunjuk penting, namun hingga kini, aparat penegak hukum belum berhasil mengidentifikasi atau menangkap pelaku. Penyelidikan masih terus berlangsung, sementara tekanan publik untuk segera menuntaskan kasus ini semakin kuat.
Tantangan Dua Pekan dari Farid Mamma, SH., M.H.
Dalam sebuah diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Tribun Timur Makassar, pengacara senior Sulawesi Selatan, Farid Mamma, SH., M.H., menyampaikan kritik tajam terhadap lambannya penanganan kasus ini. “Saya turut berdukacita atas ketidakberhasilan aparat dalam mengungkap pelaku di balik kematian Rudi S. Gani. Dengan tempo dua pekan, saya tantang aparat penegak hukum untuk menemukan pelaku dan membuktikan kredibilitas mereka di mata masyarakat,” tegas Farid.
Farid menambahkan bahwa kasus ini harus menjadi prioritas utama karena melibatkan seorang advokat yang tengah menjalankan tugas profesionalnya. “Ini bukan sekadar pembunuhan biasa. Ini adalah serangan terhadap keadilan. Jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut, maka kita harus mempertanyakan komitmen aparat penegak hukum dalam melindungi warga negara,” ujarnya dengan nada geram.
Tambahnya Lagi " apa kurang nya pihak kepolisian dari sumber daya manusia, sumber pengetahuan, sumber metode identifikasi, teknologi informasi, serta akses mereka semua punya tapi kok masalah tewasnya Rudi s. gani tidak kunjung menemukan jalan terang justeru menghadapi jalan buntu, mengumpulkan saksi saksi bukan langkah dasar tapi hanya penunjang yang didahulukan." Tutup pengacara kondang Sulawesi Selatan.
Tuntutan Keluarga dan Solidaritas Rekan Advokat
Keluarga korban, didukung oleh masyarakat setempat dan rekan-rekan sejawat, terus mendesak aparat untuk segera mengungkap pelaku dan menyeret mereka ke pengadilan. “Kami hanya ingin keadilan. Pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Rudi adalah sosok yang berani membela kebenaran, dan ia tidak layak diperlakukan seperti ini,” ujar salah satu anggota keluarga dengan nada penuh emosi.
Tragedi ini juga memicu solidaritas dari berbagai organisasi masyarakat sipil dan komunitas advokat. Mereka mengecam keras tindakan brutal tersebut dan menyerukan perlindungan hukum yang lebih kuat bagi para advokat yang sering kali menjadi target ancaman saat menjalankan tugas mereka.
Refleksi dan Harapan
Hingga berita ini diturunkan, suasana duka masih menyelimuti keluarga besar Rudi S. Gani. Kerabat, teman, dan kolega terus berharap bahwa keadilan dapat segera ditegakkan. Kasus ini tidak hanya menjadi ujian bagi aparat penegak hukum, tetapi juga bagi seluruh elemen masyarakat yang mencintai keadilan.
Semoga tragedi ini tidak menambah daftar panjang kegagalan dalam penegakan hukum di Indonesia. Keadilan harus menjadi nyata, bukan sekadar janji, agar harapan bagi masyarakat yang memperjuangkan kebenaran tetap terjaga.
@mds_tim