Notification

×

Iklan

Iklan

Di Mana Hati Nurani? Lansia Ini Terlupakan di Rumah Sakit, Bantuan Sosial Tak Kunjung Tiba!

Sabtu, 22 Februari 2025 | Februari 22, 2025 WIB Last Updated 2025-02-22T05:34:40Z

Bu De Taswiyati


CELEBES POST, MakassarKisah pilu seorang lansia bernama Bu De Taswiyati, warga Jalan Daeng Tata 3, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, kembali mencuat ke permukaan. Perempuan berusia sekitar 64 tahun itu hidup sebatang kara, terabaikan, dan tanpa ada kepastian mengenai haknya sebagai penerima bantuan sosial.


Sejak era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bu De tidak lagi tersentuh bantuan sosial dalam bentuk apapun. Ironisnya, data dirinya telah terdaftar di kelurahan, namun hingga kini belum juga mendapatkan bantuan. Waktu terus berjalan, sementara usia dan kondisi kesehatannya semakin menua dan melemah. Dalam lima hari terakhir, Bu De harus menjalani perawatan di Rumah Sakit UIT Makassar akibat kondisi kesehatannya yang memburuk tanpa tanda-tanda kesembuhan. Yang lebih menyedihkan, pada Sabtu, 22 Februari 2025, pihak rumah sakit memutuskan untuk mengeluarkan Bu De dengan alasan harus dirujuk ke dokter spesialis saraf. Namun, tanpa sanak saudara yang bisa mendampingi, tanpa kepastian biaya, dan tanpa rumah yang benar-benar layak untuk kembali, ke mana lagi Bu De harus pergi?


Kesulitan hidup yang dihadapi Bu De menjadi sorotan warga sekitar. Seorang warga menyampaikan bahwa Lurah Parang Tambung sempat menanggapi informasi mengenai nasib Bu De. Dalam keterangannya, lurah tersebut mengklaim bahwa Bu De adalah penerima bantuan sosial dan bahkan dirinya pribadi sering membelikan beras untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, fakta di lapangan berkata lain. Rumah kontrakan yang dihuni Bu De sama sekali tidak menunjukkan adanya bantuan yang disebutkan, bahkan sekadar pembungkus beras pun tak pernah terlihat.


Dalam sunyi dan kesendiriannya, Bu De hanya bisa menatap langit-langit rumah sakit dengan tatapan kosong, seakan pasrah pada keadaan. Tubuhnya yang semakin kurus menjadi bukti bagaimana waktu dan ketidakpedulian telah merenggut kekuatannya sedikit demi sedikit. Tidak ada tangan keluarga yang menggenggamnya, tidak ada suara lembut yang menenangkannya, hanya kasur rumah sakit yang dingin dan nasib yang semakin tak menentu.


Alfiansyah Farid Mamma, SH., pemerhati hukum dan aktivis sosial, dengan nada tajam menyoroti kasus ini sebagai bukti nyata kegagalan pemerintah dalam menyalurkan bantuan kepada yang benar-benar membutuhkan.


"Ini tragedi kemanusiaan! Bu De adalah cerminan dari bobroknya sistem pendataan dan distribusi bantuan sosial di negeri ini. Bagaimana mungkin seorang lansia sebatang kara, yang jelas-jelas membutuhkan bantuan, justru dibiarkan terlunta-lunta tanpa kepastian? Sementara di sisi lain, kita melihat banyak kasus penerima bansos fiktif atau mereka yang seharusnya mampu malah mendapatkan bantuan! Di mana hati nurani para pejabat yang seharusnya bertanggung jawab?" tegas Alfiansyah.


Lebih lanjut, Alfiansyah menyebut bahwa kasus seperti ini bukanlah satu-satunya, tetapi hanya satu dari sekian banyak potret keterabaian rakyat miskin di Makassar.


"Jangan pura-pura peduli hanya ketika kasus seperti ini viral! Jangan tunggu korban berikutnya! Pemerintah harus segera turun tangan dan membenahi sistem bansos yang penuh dengan kebocoran, ketidakadilan, dan manipulasi. Jika pejabat daerah masih diam, maka mereka sama saja dengan menutup mata terhadap penderitaan rakyat!" kecamnya.


Masyarakat setempat mempertanyakan transparansi dan keakuratan pendistribusian bantuan sosial bagi warga kurang mampu, terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan seperti Bu De. Kasus ini juga menimbulkan desakan agar Pemerintah Kota Makassar segera turun tangan memastikan tidak ada warga miskin yang terabaikan haknya.


Saat ini, Bu De masih terbaring tanpa kepastian mengenai biaya perawatannya, tanpa tahu ke mana harus meminta pertolongan. Dalam keterbatasan dan kesedihan yang mendalam, harapan kini tertuju pada pemerintah, para dermawan, atau siapapun yang memiliki hati nurani agar segera memberikan uluran tangan untuk meringankan beban hidupnya sebelum semuanya terlambat.


Sampai berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kelurahan maupun instansi terkait mengenai alasan Bu De belum menerima bantuan sosial yang seharusnya menjadi haknya. Yang ada hanya diam, sementara seorang perempuan tua berjuang sendiri di ambang keputusasaan.


@mds


Berita Video

×
Berita Terbaru Update