![]() |
Suasana pasar sawah Sangat sepi pengunjung |
CELEBES POST, Makassar – Para pedagang di Pasar Sawa tengah menghadapi tekanan berat setelah kebijakan kenaikan iuran pasca renovasi dinilai tidak berpihak kepada mereka. Alih-alih mendukung kesejahteraan pedagang kecil, lonjakan biaya sewa kios dan hamparan justru membebani mereka di tengah menurunnya daya beli masyarakat.
Pedagang: Pasar Sepi, Iuran Naik Drastis
Udin, Wakil Asosiasi Pedagang Pasar Sawa, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi pasar yang kini jauh lebih sepi dibanding sebelum renovasi. “Sebelum renovasi, pembeli selalu ramai. Sekarang justru sepi. Pendapatan kami anjlok, tapi iuran naik berkali lipat,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Dari data yang dihimpun, kenaikan iuran cukup mencolok. Kios yang sebelumnya disewa Rp20.000 per bulan kini melonjak menjadi Rp100.000. Sementara itu, tarif hamparan yang sebelumnya hanya Rp10.000 hingga Rp15.000 kini naik tajam menjadi Rp75.000 per bulan. Tak hanya itu, pedagang juga terbebani biaya listrik yang dikelola penuh oleh PD Pasar Makassar Raya, yang mencapai Rp292.000 per bulan.
Keputusan Sepihak, Pedagang Tidak Dilibatkan
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sawa, Jalil, menilai kenaikan tarif ini tidak transparan dan dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu. “Tiba-tiba tarif naik, pedagang tidak diberi pilihan. Ini sama saja memaksa kami menerima keputusan yang merugikan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pedagang bukanlah sekadar penyewa kios, tetapi bagian dari ekosistem pasar yang harus dilindungi. Dengan daya beli masyarakat yang masih lesu, kebijakan ini semakin menyulitkan mereka untuk bertahan.
Tanggapan Pengelola Pasar
Kepala Pasar Sawa, Arsyad S. Umar, menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya membantu pedagang dengan menurunkan iuran harian dari Rp12.000 menjadi Rp9.000. Ia juga membantah anggapan bahwa pasar sepi, dengan alasan bahwa renovasi telah meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PD Pasar Makassar Raya, Sukarno Lallo, menyatakan bahwa kebijakan tarif baru ini dibuat untuk menyesuaikan dengan kondisi operasional pasar. Meski demikian, ia membuka peluang untuk melakukan evaluasi ulang jika diperlukan. “Kami ingin solusi terbaik bagi semua pihak,” ujarnya.
Pedagang Minta Solusi Konkret
Pedagang berharap ada kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka, termasuk transparansi dalam penentuan tarif serta kemungkinan penurunan iuran agar usaha mereka tetap berjalan.
“Jika biaya sewa terus naik tanpa mempertimbangkan kondisi kami, bagaimana kami bisa bertahan? Pasar ini milik bersama, jangan hanya menguntungkan satu pihak saja,” pungkas seorang pedagang.
Diharapkan ada dialog terbuka antara pedagang dan pengelola agar tercapai solusi yang adil, sehingga roda ekonomi di Pasar Sawa tetap berputar dan pedagang kecil dapat terus bertahan.
@tim