![]() |
Aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap |
CELEBES POST, Makassar – Aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, berakhir dengan ketegangan pada Jumat (21/2) malam. Bentrokan pecah antara massa aksi dan kelompok tak dikenal, menyebabkan situasi semakin tidak terkendali di dua titik berbeda.
Massa Memblokade Jalan, Bentrokan Tak Terhindarkan
Kericuhan bermula saat demonstran bertahan hingga malam dan memblokade jalan utama di depan kampus. Suasana semakin panas ketika sekelompok orang yang tidak dikenali muncul dan terlibat aksi saling lempar batu dengan massa aksi. Dua titik bentrokan mencuat, yakni di Jl Pendidikan—pusat berkumpulnya demonstran—serta di Jl AP Pettarani yang juga melibatkan warga sekitar.
Ketegangan yang terjadi berdampak pada pengguna jalan. Sejumlah pengendara menjadi korban akibat lemparan batu, sementara sebuah mobil yang mencoba menghindari bentrokan melaju kencang hingga menabrak pengendara motor. Beruntung, insiden itu tidak menimbulkan korban luka serius.
Ban Dibakar, Truk Kontainer Dijadikan Mimbar Orasi
Sebagian besar demonstran yang mengenakan almamater oranye memilih kembali ke dalam kampus, namun sekelompok lainnya yang berpakaian serba hitam dan bermasker tetap bertahan. Mereka bergeser ke pertigaan Jl AP Pettarani-Pendidikan dan membakar tumpukan ban, membuat asap tebal membumbung di jalan raya.
Di tengah aksi, massa juga menghadang sebuah truk kontainer yang terjebak di ujung tol layang AP Pettarani. Truk itu kemudian dijadikan mimbar orasi. Salah seorang demonstran berjaket hoodie menyuarakan tuntutan mereka dari atas truk.
“Indonesia gelap karena kebijakan pemerintah semakin jauh dari kepentingan rakyat!” serunya lantang.
Aparat Berjaga, Situasi Masih Tegang
Hingga berita ini diterbitkan, aparat kepolisian masih siaga di lokasi untuk mencegah bentrokan lanjutan. Beberapa personel terlihat berusaha menenangkan situasi dan melakukan negosiasi dengan demonstran yang masih bertahan.
Gus Alam, salah satu tokoh civitas akademika Makassar, menyayangkan eskalasi yang terjadi dalam aksi ini. Menurutnya, demonstrasi adalah hak yang dijamin dalam demokrasi, namun tidak seharusnya berujung pada tindakan anarkis.
“Mahasiswa seharusnya menyampaikan aspirasi secara intelektual, bukan dengan cara yang merugikan masyarakat luas. Di sisi lain, pemerintah juga perlu lebih responsif terhadap kritik agar ketegangan tidak semakin membesar,” ujarnya.
Masyarakat berharap situasi segera kembali kondusif dan tidak ada bentrokan susulan. Sementara itu, pihak UNM belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait aksi ini.
@mds