![]() |
Aksi yang dilakukan oleh buruh pelabuhan |
Celebes Post Makassar, Sulsel – Asap hitam membumbung tinggi di depan kantor DPRD Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo, Rabu (19/3/2025). Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia – KSPSI Sulsel turun ke jalan, menumpahkan amarah mereka terhadap kebijakan PT Pelni yang dinilai kejam dan mengancam nafkah mereka.
Panas terik tak menyurutkan semangat buruh pelabuhan. Dengan suara lantang, mereka meneriakkan tuntutan, sementara ban bekas yang terbakar menambah kesan mencekam di lokasi aksi. Kemacetan tak terhindarkan. Jalanan berubah menjadi lautan manusia yang bertekad memperjuangkan hak mereka.
PT Pelni disebut mengeluarkan kebijakan yang bisa membuat ratusan Tenaga Kerja (TK) Bagasi Pelabuhan Makassar kehilangan mata pencahariannya. Para buruh yang selama ini bergantung pada pekerjaan bongkar muat merasa terancam.
"Sampai kapan kami harus hidup dalam ketidakpastian? Jangan bunuh mata pencaharian kami!" seru salah seorang buruh dalam orasinya, diiringi teriakan dukungan dari rekan-rekannya.
Setelah hampir satu jam berorasi, sejumlah anggota DPRD Sulsel akhirnya menemui massa. Di antaranya Andi Saiful dari Fraksi Gerindra (Komisi B), Musakkar dari Fraksi PKB, Mahmud, serta Andi Pattarai Amir dari Fraksi Golkar (Komisi E).
Namun, jawaban mereka tidak memuaskan buruh. "Terima kasih atas aspirasi yang disampaikan. Kami akan menampung dan meneruskan tuntutan ini ke pimpinan," ujar Andi Saiful dengan nada diplomatis.
Buruh mendengus kesal. Bagi mereka, kata-kata itu hanya janji kosong tanpa kepastian.
Serangan Balik ke Kantor PT Pelni
Tak puas dengan respons DPRD, massa bergerak menuju Kantor PT Pelni Cabang Makassar sekitar pukul 13.45 WITA. Mereka ingin menuntut pertanggungjawaban langsung dari perusahaan yang mereka nilai telah mengambil hak mereka dengan semena-mena.
Meski berlangsung damai, suasana tetap tegang. Para buruh membawa lima tuntutan keras:
Menolak mantan narapidana masuk dalam struktur manajemen Danantara, karena dinilai membahayakan pengelolaan aset negara.
Mendesak Presiden RI mencopot Menteri BUMN Erick Thohir dari jabatannya.
Meminta aparat penegak hukum (Kejaksaan, Kepolisian, KPK) menyelidiki dugaan keterlibatan Erick Thohir dalam kasus korupsi.
Menuntut PT Pelni mencabut kebijakan penutupan penjualan muatan general cargo di kapal penumpang yang dianggap merugikan buruh TK Bagasi.
Menuntut pencopotan Kepala Cabang PT Pelni Makassar, yang dianggap tidak berpihak pada nasib buruh.
"Kami tidak akan mundur! Ini soal hidup dan mati kami!" teriak salah seorang buruh dengan wajah berapi-api.
Aksi ini hanyalah awal. Para buruh berjanji akan terus berjuang sampai tuntutan mereka dipenuhi. Jika PT Pelni dan pemerintah tetap bungkam, bisa jadi aksi lebih besar akan kembali terjadi.
Saat ini, nasib ratusan buruh TK Bagasi Pelabuhan Makassar berada di ujung tanduk. Akankah suara mereka didengar, ataukah kebijakan ini tetap berjalan tanpa peduli dengan mereka yang terdampak?
Waktu yang akan menjawabnya.
MDS_DL - Celebes Post