Notification

×

Iklan

Iklan

Mengingat Lupa Eriko Kevin Keygen Amanupunyo: Perjalanan Panjang Atlet Tinju yang Terlupakan, Gubernur Ku Tolonglah Atlet Mu!

Kamis, 20 Maret 2025 | Maret 20, 2025 WIB Last Updated 2025-03-20T08:12:21Z
Atlit Tinju Indonesia Eriko Kevin Keygen Amanupunyo


Celebes Post, Makassar – Sulawesi Selatan pernah memiliki petinju berbakat yang membawa harum nama daerah di kancah nasional dan internasional. Eriko Kevin Keygen Amanupunyo, atau akrab disapa Riko, adalah salah satu atlet yang menorehkan sejarah panjang dalam dunia olahraga tinju. Namun, di balik sederet prestasi gemilangnya, ada kisah pilu tentang perjuangannya yang terlupakan oleh pemerintah daerah.


Jejak Prestasi yang Terlupakan


Riko memulai kariernya sebagai atlet tinju pada 1996 dan terus menorehkan prestasi selama lebih dari satu dekade. Ia meraih medali emas di berbagai kejuaraan nasional dan internasional, termasuk SEA Games Thailand 2007 dan SEA Games Laos 2009. Namun, perjalanan kariernya berubah drastis setelah SEA Games Myanmar 2013.


"Saya berharap dihargai atas pencapaian yang saya raih. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Saya diabaikan dan dianggap tidak relevan lagi oleh KONI dan pemerintah provinsi," ungkap Riko.


Salah satu Gelar' Juara Pertama Mewakili Sulawesi Selatan 


Setelah pensiun dari dunia tinju, Riko diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan pada 2011. Namun, meskipun telah mengabdi selama bertahun-tahun, ia menghadapi berbagai kendala administratif yang memperumit nasibnya.


Pada 2014, ia mengajukan permohonan pemindahan dari Dispora Sulsel ke daerah lain. Namun, berkasnya tak kunjung diproses. “Saya sudah setor berkas ke Kasubag, tapi tak ada perkembangan. Seolah-olah hanya dibiarkan begitu saja di bawah meja,” ujarnya.


Gaji Diblokir, Tak Ada Kejelasan dari Pemerintah


Pada 2021, Riko dan beberapa rekannya akhirnya memutuskan untuk mencari peluang di tempat lain. Ia direkrut untuk memperkuat tim tinju Papua, sementara itu atlet polo air, renang indah, serta pelatih dari Sulsel juga bergabung dengan Papua. Bahkan, salah satu atlet anggar Sulsel ada yang membela Brunei Darussalam.


Riko mengungkapkan bahwa pada Juni 2024, ia sempat bertemu H. Herman, Kadispora Sulsel, di sebuah apotek di Makassar. Dalam pertemuan itu, Riko mempertanyakan nasibnya yang tidak jelas. Herman saat itu langsung menghubungi Kasubag Umum Dispora Sulsel, mempertanyakan alasan mengapa BKN (Badan Kepegawaian Negara) mengambil keterangannya jika ujung-ujungnya ia diberhentikan.


Namun, pernyataan mengejutkan justru keluar dari Kadispora Sulsel. "Masih mending itu Papua karena masih NKRI, sedangkan ada Hairullah yang mewakili Brunei Darussalam itu lebih pengkhianat," ujarnya saat itu.


Situasi semakin pelik ketika Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pemeriksaan di Dispora Sulsel dan menemukan adanya pelanggaran administratif. Beberapa ASN, termasuk Riko, dikenai sanksi wajib hadir selama 3-5 bulan tanpa kejelasan lebih lanjut. Setelah sanksi dijalani, gajinya yang sempat diblokir akhirnya dibuka kembali, tetapi tiba-tiba diblokir lagi tanpa alasan yang jelas.


"Saya sudah menjalankan semua prosedur dan sanksi yang diberikan, tapi gaji tetap diblokir. Apa salah saya?" keluhnya.


Regulasi: Kewajiban Pemerintah Daerah terhadap Atlet Berprestasi


Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan atlet yang telah berprestasi bagi daerahnya. Pasal 99 ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa pemerintah wajib memberikan penghargaan, jaminan sosial, dan pembinaan lanjutan bagi atlet yang telah mengharumkan nama bangsa.


Namun dalam praktiknya, banyak daerah yang tidak menjalankan aturan ini, termasuk Sulawesi Selatan.


Farid Mamma, SH., M.H., seorang pengamat hukum dan olahraga sekaligus pengacara kondang Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa pemerintah daerah bisa digugat jika terbukti mengabaikan kesejahteraan atlet.


"Atlet bukan hanya pahlawan saat mereka bertanding. Mereka juga harus dihargai setelah pensiun. Jika ada indikasi pembiaran terhadap hak-hak atlet seperti gaji yang tidak dibayarkan atau pemblokiran yang tidak jelas, ini bisa masuk dalam ranah pelanggaran administratif dan bahkan pidana," ujar Farid.


Ia juga mendesak Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman untuk segera turun tangan. "Kalau dibiarkan terus begini, jangan salahkan jika atlet-atlet terbaik kita memilih membela daerah atau negara lain," tambahnya.


Sikap Dispora Sulsel: Diam dan Abai?


Celebes Post telah mencoba menghubungi Dispora Sulsel untuk meminta tanggapan terkait nasib Riko dan atlet-atlet lain yang terlupakan. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari mereka.




Sikap diam ini semakin memperlihatkan bagaimana para atlet berprestasi justru diabaikan setelah mereka tidak lagi aktif di arena. Padahal, di berbagai daerah lain, pemerintah setempat memberikan penghargaan dan jaminan hidup bagi para mantan atlet.


Sebagai perbandingan, Provinsi Jawa Barat memiliki program kesejahteraan atlet, di mana mantan atlet peraih medali emas di tingkat nasional dan internasional diberikan dana pensiun dan peluang pekerjaan di sektor olahraga. Begitu pula dengan Provinsi Papua, yang memberikan insentif serta pelatihan bagi atlet setelah mereka pensiun.


Dukungan dari Sesama Atlet


Nasib Riko bukanlah kasus tunggal. Banyak mantan atlet Sulsel yang mengalami nasib serupa, tetapi memilih diam karena takut mendapatkan perlakuan buruk dari pemerintah.


Seorang mantan atlet tinju nasional, yang enggan disebut namanya, turut mengomentari kasus ini. "Ini bukan hanya soal Riko, tapi semua atlet di Sulsel. Kalau atlet yang sudah berjasa saja diperlakukan begini, bagaimana dengan generasi atlet berikutnya? Akankah mereka punya semangat untuk mengharumkan nama Sulsel?" katanya.


Akankah Ada Perubahan?


Perjalanan panjang Riko adalah bukti nyata bahwa penghargaan terhadap atlet di Sulawesi Selatan masih jauh dari kata ideal. Jika tidak ada perubahan, bukan tidak mungkin Sulsel akan terus kehilangan talenta-talenta terbaiknya ke daerah lain atau bahkan negara lain.


"Saya masih ingin berkontribusi, baik sebagai pelatih maupun dalam bidang olahraga lainnya. Harapan saya, pemerintah dan KONI tidak lagi mengabaikan atlet-atlet yang telah berjuang," tutup Riko.


Kini, pertanyaannya: Akankah pemerintah Sulsel tetap diam, atau akhirnya tergerak untuk bertindak?




MDS - Celebes Post 

Berita Video

×
Berita Terbaru Update