![]() |
Direktur Forbina, Muhammad Nur, SH., |
Celebes Post Sabang, Aceh — | Forum Bangun Investasi Aceh (Forbina) mendesak Presiden Republik Indonesia untuk mengambil langkah konkret dalam mengembalikan kejayaan Sabang sebagai pusat ekonomi internasional. Seruan ini disampaikan Direktur Forbina, Muhammad Nur, SH., yang menyoroti belum optimalnya pemanfaatan posisi strategis Sabang di jalur perdagangan dunia.
“Sabang terletak di Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, yang dilintasi sekitar 96.000 kapal setiap tahunnya. Namun potensi besar ini belum tergarap secara maksimal,” ujar Nur dalam keterangannya, Jumat (11/4). Ia menilai Sabang seharusnya bisa menjadi simpul penting dalam perdagangan ekspor-impor serta sektor pariwisata internasional.
Menurutnya, Indonesia, khususnya Aceh, perlu memperkuat peran Sabang sebagai gerbang perdagangan global. “Kapal-kapal barang memang masih melintasi wilayah ini, namun pelabuhan internasional di Sabang belum dimanfaatkan secara optimal. Ini menunjukkan betapa besar peluang yang terbuang begitu saja,” tambahnya.
Aceh diketahui memiliki beragam komoditas unggulan seperti kopi Gayo, kelapa sawit, kakao, cengkeh, serta hasil perikanan seperti tuna, lobster, dan udang. Forbina menilai, jika infrastruktur pelabuhan dan logistik diperkuat, maka potensi ekspor dari komoditas tersebut dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian daerah.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), turut mendukung langkah pengembangan ini. Ia mengungkapkan rencana kolaborasi dengan investor asal Malaysia, dr. Fetrik, untuk membangun rumah sakit berteknologi tinggi di Aceh. Fasilitas tersebut dirancang untuk melayani kebutuhan kru kapal asing dan wisatawan internasional yang datang ke kawasan Sabang.
“Inilah langkah awal menjadikan Aceh sebagai daerah yang mandiri, baik dari sisi ekonomi maupun layanan kesehatan,” tegas Mualem.
Namun demikian, Forbina juga mengkritisi kebijakan pengurangan anggaran Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) sebesar 62% oleh pemerintah pusat. Mereka menilai, kebijakan ini justru menghambat upaya percepatan pertumbuhan ekonomi dan melemahkan daya tarik investasi di wilayah strategis tersebut.
“Pemotongan anggaran bukan solusi. Sebaliknya, Sabang justru memerlukan dukungan konkret dari pusat. Pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang mendorong kemajuan, bukan yang menghambat,” tandas Nur.
Forbina berharap Presiden RI dapat memberi perhatian lebih terhadap potensi ekonomi Aceh, khususnya Sabang, demi mewujudkan kembali peran strategisnya di kancah perdagangan internasional. “Sudah saatnya Sabang bangkit sebagai pusat ekonomi dunia yang kuat dan berdaya saing,” pungkasnya.
Muhammad Rifqi Maulana - Celebes Post